dunia ami
blog ini berisi seputar kesehatan, khususnya bidang farmasi, batik, pengalaman2 penulis, dan curhatan penulis. Selamat membaca :D
Jumat, 15 Juni 2012
Happy 2nd anniversary Dear :)
13 Juni 2012,
Takterasa sudah 2 tahun hubungan kita berjalan,
Suka, duka, tawa, dan tangis menhiasi hubungan kita ini..
keadaan yg sekarang sudah jelas jauh berbeda dengan yg dulu,
aku gk tau sekarang harus gimana lagi aku menghadapi kamu,
yang bisa aku lakukan hanyalah bersabar dan berdoa..
Karna Kucinta kau,
Aku masih bertahan sampai saat ini..
Karna Kucinta kau,
Aku terus berusaha untuk kuat..
Walau kadang aku lelah,letih dan merasa taksanggup,
Tapi aku berusaha untuk kuat..
Setiap kali aku merasa rasa lelahku sampai diujung,
Aku kembalikan semuanya kepada Allah..
Aku merasa kuat, karena aku punya Allah..
Allah lah yang menguatkanku..
Hanya kepada Allah aku meminta..
Karna Kucinta kau juga,
Aku menutup pintu hatiku,
untuk setiap cinta yg datang..
Smoga tidak ada penantian yg sia-sia
Mungkin beberapa sudah bosan dengan ceritaku dan bingung mau kasih saran dan nasehat apa lagi,
tapi Allah senantiasa mendengar cerita dan curhatanku..
Mas, di hari kita yang 2 tahun ini,
smoga hubungan kita ke depannya lebih baik lagi,
Kalau memang kita berjodoh, pasti Allah mempermudah jalan kita..
Aku berharap yang terbaik pada hubungan kita,amien..
Love U,, AHP :)
Senin, 09 Januari 2012
All about proses pewarnaan alami
Eksplorasi
Zat Warna Alam dan Teknik Pencelupannya
Sebagian besar zat warna
dapat diperoleh dari tumbuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan teknik
eksplorasi pengambilan zat warna dari tumbuhan menjadi larutan zat warna alam
untuk pencelupan bahan tekstil. Proses eksplorasi dilakukan dengan teknik
ekstraksi (penyarian/pengambilan zat) menggunakan pelarut air. Proses pembuatan
larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen–pigmen penimbul
warna yang berada di dalam tumbuhan baik yang terdapat pada daun, batang, buah,
bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi pengambilan pigmen zat warna alam
disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi ini dilakukan dengan merebus bahan
dengan pelarut air. Untuk proses ekplorasi ini dibutuhkan bahan–bahan sebagai
berikut :
• Kain katun (birkolin) dan sutera
• Ekstrak adalah bahan yang diambil dari
bagian tanaman di sekitar kita yang ingin kita jadikan sumber pewarna alam
seperti : daun pepaya, bunga sepatu, daun alpokat, kulit buah manggis, daun
jati, kayu secang, biji makutodewo, daun ketela pohon, daun jambu biji ataupun
jenis tanaman lainnya yang ingin kita eksplorasi
• Bahan kimia yang digunakan adalah
tunjung (FeSO4) ,tawas, natrium karbonat/soda abu (Na2CO3),
kapur tohor (CaCO3), bahan ini dapat didapatkan di toko-toko bahan
kimia. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, ember, panci, kompor,
termometer (bisa iya, bisa tidak), pisau dan gunting.
Proses Pembuatan Zat Warna Alam dengan Cara Ekstraksi
Dalam melakukan proses
ekstraksi/pembuatan larutan zat warna alam perlu disesuaikan dengan berat bahan
yang hendak diproses sehingga jumlah larutan zat warna alam yang dihasilkan
dapat mencukupi untuk mencelup bahan tekstil. Banyaknya larutan zat warna alam
yang diperlukan tergantung pada jumlah bahan tekstil yang akan diproses.
Perbandingan larutan zat warna dengan bahan tekstil yang biasa digunakan adalah
1:30. Misalnya berat bahan tekstil yang diproses 100 gram maka kebutuhan
larutan zat warna alam adalah 3 liter. Beikut ini adalah langkah-langkah proses
ekstraksi untuk mengeksplorasi zat pewarna alam dalam skala kecil :
•
Potong
menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang diinginkan.
Misalnya
: daun, batang, kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu maupun langsung
diekstrak. Ambil potongan tersebut seberat 500 gr.
•
Masukkan
potongan-potongan tersebut ke dalam panci. Tambahkan air dengan perbandingan 1:10.
Contohnya jika berat bahan yang diekstrak 500gr maka airnya 5 liter.
•
Rebus
bahan hingga volume air menjadi setengahnya (2,5liter). Jika menghendaki
larutan zat warna jadi lebih kental volume sisa perebusan bisa diperkecil
misalnya menjadi sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa pigmen warna yang ada
dalam tumbuhan telah keluar ditunjukkan dengan air setelah perebusan menjadi
berwarna. Jika larutan tetap bening berarti tanaman tersebut hampir dipastikan
tidak mengandung pigmen warna.
•
Saring
dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan
dengan sisa bahan yang diesktrak (ampas). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini
disebut larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap untuk digunakan.
Berikut
contoh bahan pewarna alam yang diekstraksi dengan perebusan :
a. Daun
: Mangga, alpukat,
ketepeng, jambu, bakau, talok, jati.
b. Kulit
kayu : jambal, tinggi,
mahoni
c. Kayu : Tegeran, secang
d. Akar : Mengkudu (pace)
e. Buah
dan kulit buah : Jalawe (joho), rambutan, kelapa,
manggis
f. Biji
buah : sombo, rambutan
g. Bunga : Srigading / sedap
malam, pis kucing
Selain
dengan perebusan, ada ekstraksi yang dilakukan dengan cara pembusukan
(fermentasi). Golongan zat warna alam yang dibuat dengan cara fermentasi adalah
daun Tom / Milo / Indigo. Caranya adalah sebagai berikut : Siapkan daun Tom /
Nila, potong daun dan ranting sebanyak 1 kg kemudian diikat. Selanjutnya
direndam ke dalam 5 liter air dan didiamkan selama 10 jam. Proses fermentasi
mulai berlangsung ditandai dengan gelembung-gelembung biru dan larutan air
menjadi hijau. Proses berakhir jika sudah tidak ada gelembung dan larutan
menjadi hijau kekuningan. Semua proses berlangsung selama kurang lebih 48 jam
(2 hari). Setelah itu pisahkan daun dan ranting dari larutan.
Proses Pewarnaan
Sebelum dilakukan pencelupan dengan
larutan zat warna alam pada kain katun dan sutera perlu dilakukan beberapa
proses persiapan sebagai berikut :
1. Proses mordanting
Bahan tekstil yang hendak diwarna
harus diproses mordanting terlebih dahulu. Proses mordanting ini dimaksudkan
untuk meningkatkan daya tarik zat warna alam terhadap bahan tekstil serta
berguna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. Proses
mordanting dilakukan sebagai berikut :
a. Potong
bahan tekstil (benang) yang akan diwarnai.
b. Rendam
bahan tekstil yang akan diwarnai dalam larutan 2 gr/liter sabun netral (sabun
sunlight batangan) atau TRO (Turkey Red Oil). Artinya setiap 1 liter air yang
digunakan ditambahkan 2 gram sabun netral atau TRO. Perendaman dilakukan selama
2 jam. Bisa juga direndam selama semalam. Setelah itu bahan dicuci dan
dianginkan.
c. Untuk
bahan kain kapas : Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dan 2 gram soda
abu (Na2CO3) dalam setiap 1 liter air yang digunakan.
Aduk hingga larut. Rebus larutan hingga mendidih kemudian masukkan bahan kapas
dan direbus selama 1 jam. Setelah itu matikan api dan kain kapas dibiarkan
terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman dalam larutan
tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu dikeringkan dan
disetrika. Kain kapas tersebut siap untuk dicelup.
d. Untuk
bahan sutera : Buat larutan yang mengandung 8 gram tawas dalam setiap 1 liter
air yang digunakan, aduk hingga larut. Panaskan larutan hingga suhu 60ºC
kemudian masukkan bahan sutera atau wol dan proses selama 1 jam dengan suhu
larutan dijaga konstan (40 – 60ºC ). Setelah itu hentikan pemanasan dan kain
dibiarkan terendam dalam larutan selama semalam. Setelah direndam semalaman
dalam larutan tersebut, kain diangkat dan dibilas (jangan diperas) lalu
dikeringkan dan disetrika. Kain sutera yang telah dimordanting tersebut siap
dicelup dengan larutan zat warna alam.
2. Pembuatan larutan fixer (sarenan/pengunci
warna)
Pada
proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi
(fixer) yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna
alam agar warna memiliki ketahanan luntur yang baik (tidak mudah luntur). Ada 3
jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas, atau
kapur tohor (CaCO3).. Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita
perlu menyiapkan larutan fixer terlebih dengan dengan cara :
a. Larutan
fixer tunjung : Larutkan 50 gram tunjung dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan
mengendap dan ambil larutan beningnya.
b. Larutan
fixer Tawas : Larutkan 50 gram tawas dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.
c. Larutan
fixer Kapur tohor : Larutkan 50 gram kapur tohor dalam tiap liter air yang
digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya.
Sebagai zat pembantu untuk
“Menimbulkan dan Memperkuat” ketahanan zat warna alam adalah sebagai berkut :
·
Jeruk
nipis
·
Cuka
·
Sendawa
/ Salpeter
·
Pijer
/ Borax
·
Tawas
·
Gula
Batu
·
Gula
Jawa
·
Tunjung
·
Prusi
·
Tetes
·
Air
Kapur
·
Tape
·
Pisang
Klutuk
·
Daun
Jambu Klutuk
3. Proses Pencelupan dengan Zat Warna Alam
3. Proses Pencelupan dengan Zat Warna Alam
Setelah bahan dimordanting dan larutan
fixer siap maka proses pencelupan bahan tekstil dapat segera dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Siapkan
larutan zat warna alam hasil proses ekstraksi dalam tempat pencelupan.
b. Masukkan
bahan tekstil yang telah dimordanting ke dalam larutan zat warna alam dan
diproses pencelupan selama 15 – 30 menit.
c. Masukkan bahan kedalam larutan fixer bisa dipilih salah satu antara tunjung, tawas atau kapur tohor. Bahan diproses dalam larutan fixer selama 10 menit. Untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan oleh masing – masing larutan fixer maka proses 3 ikat benang pada larutan zat warna alam setelah itu ambil 1 ikat difixer pada larutan tunjung, 1 ikat pada larutan tawas dan satunya lagi pada larutan kapur tohor. Bilas dan cuci bahan lalu keringkan. Bahan telah selesai diwarnai dengan larutan zat warna alam. Amati warna yang dihasilkan dan perbedaan warna pada bahan tekstil (benang) setelah difixer dengan masing-masing larutan fixer. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik, namun tidak demikian dengan bahan dari sintetis.
c. Masukkan bahan kedalam larutan fixer bisa dipilih salah satu antara tunjung, tawas atau kapur tohor. Bahan diproses dalam larutan fixer selama 10 menit. Untuk mengetahui perbedaan warna yang dihasilkan oleh masing – masing larutan fixer maka proses 3 ikat benang pada larutan zat warna alam setelah itu ambil 1 ikat difixer pada larutan tunjung, 1 ikat pada larutan tawas dan satunya lagi pada larutan kapur tohor. Bilas dan cuci bahan lalu keringkan. Bahan telah selesai diwarnai dengan larutan zat warna alam. Amati warna yang dihasilkan dan perbedaan warna pada bahan tekstil (benang) setelah difixer dengan masing-masing larutan fixer. Pada umumnya hampir semua jenis zat warna alam mampu mewarnai bahan dari sutera dengan baik, namun tidak demikian dengan bahan dari sintetis.
Dengan banyak melakukan percobaan untuk mengeksplorasi kandungan pigmen warna dalam tanaman maka akan semakin memperkaya jenis zat warna alam yang kita miliki. Eksperimen dapat dimulai dari memilih jenis tanaman di lingkungan sekitar anda yang sekiranya belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain (untuk obat, tanaman hias dan lainnya). Potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah merupakan faktor pendukung yang dapat dimanfaatkan. Produk tekstil dengan zat pewarna alam ini banyak disukai karena keunggulannya selain ramah lingkungan juga warna – warna yang dihasilkan sangat khas dan etnik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Produk tekstil dengan zat warna alam dapat dijadikan potensi unggulan produk daerah di pasar global.
Sumber zat warna alam yang telah diidentifikasi sbb :
No.
|
Nama Lokal
|
Sumber Zat Pewarna Alami
|
Arah Warna
|
1
|
Tom, nila
|
Daun
|
Biru
|
2
|
Tinggi
|
Kulit kayu
|
Coklat-merah
|
3
|
Tegeran
|
Kayu
|
Kuning
|
4
|
Jambal
|
Kulit kayu
|
Beige
|
5
|
Putri malu
|
Bunga, daun
|
Kuning-hijau
|
6
|
Potromenggala
|
Bunga, daun
|
Hijau
|
7
|
Nangka
|
Kayu
|
Kuning
|
8
|
Jati
|
Daun
|
Merah bata
|
9
|
Bawang merah
|
Kulit
|
Merah-coklat
|
10
|
Mahoni
|
Kayu, daun
|
Coklat
|
11
|
Mengkudu
|
Kulit akar
|
Merah
|
12
|
Kembang telang
|
Bunga, daun
|
Biru-ungu
|
13
|
Secang
|
Kayu
|
Merah
|
14
|
Kembang pulu
|
Putik bunga
|
Kuning-oranye
|
15
|
Alpukat
|
Daun
|
Hijau-coklat
|
16
|
Pacar kuku
|
Daun
|
Hijau-oranye
|
17
|
Pacar air
|
Bunga, daun
|
Hijau-kuning
|
18
|
Sumba
|
Selaput biji
|
Oranye
|
19
|
Kenikir
|
Daun
|
Kuning emas
|
20
|
Pinang
|
Buah
|
Coklat
|
21
|
Bunga sepatu
|
Bunga
|
Violet
|
22
|
Sapu angin
|
Bunga
|
Pink-violet
|
23
|
Sari kuning
|
Bunga
|
Kuning
|
24
|
Gambir
|
Getah
|
Coklat
|
25
|
Ketepeng kebo
|
Bunga, daun
|
Hijau-kuning
|
26
|
Mangga
|
Kulit kayu, daun
|
Hijau
|
27
|
Kepel
|
Daun
|
Coklat
|
28
|
Jalawe
|
Kulit biji
|
Hitam
|
29
|
Lobi-lobi
|
Buah
|
Abu-abu
|
30
|
Kibedali
|
Bunga
|
Pink, abu-abu
|
31
|
Srigading
|
Bunga
|
Kuning emas
|
Langganan:
Postingan (Atom)